Deras kudengar hujan yang turun malam ini
Seolah sang hujan senang melihatku
Yang sedang bermuram durja ini
Akhir-akhir ini kau nampak begitu baik padaku
Hari ini pun begitu
Kau tersenyum padaku lagi
Hatiku terasa dimanja akan kebaikanmu
Hingga tak kusadari
Diriku semakin jatuh cinta padamu
Namun sayang ternyata seperti itu
Diriku hanya seorang teman dimatamu
Kebaikan yang kau berikan telah kusalah artikan
Hingga hatiku merasa dibohongi
Sedih hatiku tuk mengingat-ingat kembali
Apa yang telah terjadi dihari ini
Awan mendung telah tutupi hatiku yang sedih ini
Kilat kilat yang menyambar dan petir yang bergemuruh
Terasa bagai sebuah pedang yang menusuk-nusuk batinku
Kesedihanku bukan untuk dirimu
Karena kusadari dirimu bukanlah untukku
Ku tak pantas tuk mencintaimu
Meski harapan tetap ada namun
Harapan itu tak lagi jadi harapanku
Friday, February 20, 2009
Sunday, February 15, 2009
Puisi Patah Hati
Kubingung di persimpangan
Kabut kaburkan pandangan
Suara2 bertalu talu di kepala
Akibatkan sakit tak terkira
Pasak menghujam jantung
Tak mampu bunuh dendam terbendung
Hati ingin teriak
Keluarkan semua sesak
Dingin membeku
Panas membara
Tak bisa ekspresikan
Gejolak jiwa dalam insan
Cinta terpasung
Terus dirundung
Berselimutkan benci
Tapi ku bukan banci
Yang sembunyi dari kenyataan takdir
Kan ada cinta tulus hadir
Suatu hari nanti
Suatu saat nanti
Kabut kaburkan pandangan
Suara2 bertalu talu di kepala
Akibatkan sakit tak terkira
Pasak menghujam jantung
Tak mampu bunuh dendam terbendung
Hati ingin teriak
Keluarkan semua sesak
Dingin membeku
Panas membara
Tak bisa ekspresikan
Gejolak jiwa dalam insan
Cinta terpasung
Terus dirundung
Berselimutkan benci
Tapi ku bukan banci
Yang sembunyi dari kenyataan takdir
Kan ada cinta tulus hadir
Suatu hari nanti
Suatu saat nanti
Subscribe to:
Posts (Atom)